Kamis, 20 Februari 2014

Lautan Maaf Untukmu


Manusia tempatnya salah dan lupa, tiap manusia pasti pernah berbuat salah. tiap manusia pasti pernah khilaf. bahkan baginda nabi dan sahabatnya pun pernah melakukan kekhilafan. Allah Maha Pengampun. lautan ampunan Allah tidak pernah surut. berkali-kali manusia berbuat kesalahan, tidak bosan pula DIA memaafkan.



Kesalahan memang tidak dibenarkan. yang terpenting adalah kesalahan yang disesali. dari kesalahan tersebut kita belajar untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama, tidak jatuh pada lubang yang sama. Rasulullah bersabda,“Setiap anak Adam adalah bersalah dan sebaik-baiknya orang yang melakukan kesalahan adalah mereka yang mau bertaubat.” (H.R. Bukhari).

Ada kisah menarik dari khilafnya Rosululloh yang bisa kita ambil hikmahnya.
Suatu ketika, Rasulullah berjanji akan menjawab pertanyaan tentang kisah Ashab al-Kahf. “Besok pagi aku akan menjawab pertanyaan kalian itu.” Rasulullah yakin, sebelum matahari esok pagi bersinar, Allah akan menurunkan wahyu tentang kisah tersebut.
Namun, tepat saat Rasulullah harus memenuhi janji, wahyu yang dinantikan ternyata tak kunjung turun, juga pada hari berikutnya, bahkan ketika hari telah berlalu satu pekan dari waktu yang dijanjikan. Kondisi itu membuat Rasulullah gelisah. Orang-orang mulai menyudutkannya: Muhammad tak bisa menepati janji! Muhammad pembohong!
Akhirnya, Allah menurunkan wahyu pada hari kelima belas dari hari Rasulullah berjanji, namun tidak terkait kisah Ashab al-Kahf. Wahyu yang turun justru teguran untuk kekhilafan Rasulullah. Ada etika yang dilanggar Rasulullah.
Jangan sekali-kali kau mengatakan terhadap sesuatu (rencana atau janji), “Aku akan mengerjakannya besok pagi,” kecuali dengan mengatakan ‘insya Allah’ (al-Kahf: 23-24).

Ternyata hanya dengan tidak mengucapkan kata insyaAllah, langsung mendapat teguran bagi baginda Nabi sendiri. segala sesuatu yang belum pasti kejadiannya, memang dianjurkan untuk mengucapkan insyaAllah. InsyaAllah itu sendiri maksudnya adalah jika Allah Menghendaki. Segala sesuatu yang terjadi adalah atas kehendakNya.

Ada lagi kisah sahabat terdekat rosululloh yaitu Umar dan Abu Bakar. Kekhilafan ini terjadi saat baginda Nabi meninggal dunia. Sebelum Nabi meninggal, sahabat Abu Bakar sebenarnya sudah tahu bahwa nabi akan meninggalkan umatnya untuk selamanya. kemurnian hati Abu Bakar inilah yang bisa merasakan detik2 ditinggalkannya umat islam oleh baginda Nabi.

Setelah kepergian bagian nabi, hanya Abu Bakar yang bisa menerima kepergiannya. saat itu Umar tidak percaya bahwa baginda nabi telah pergi. Bahkan Umar sendiri mengangkat pedangnya dan berteriak bahwa yang mengatakan baginda nabi telat pergi akan berhadapan dengannya.

saat itu Umar berteriak, "Ada orang dari kaum munafik yang mengira bahwa Rasulullah SAW telah wafat. Tetapi demi Allah, sebenarnya dia tidak meninggal, melainkan ia pergi kepada Tuhan, seperti Musa bin Imran. Ia telah menghilang dari tengah-tengah masyarakatnya selama 40 hari, kemudian kembali lagi ke tengah mereka setelah dikatakan dia sudah mati. Sungguh, Rasulullah pasti akan kembali seperti Musa juga. Orang yang menduga bahwa dia telah meninggal, tangan dan kakinya harus dipotong!"

Teriakan Umar yang kencang dan berulang-ulang ini didengar oleh kaum Muslimin di masjid. Mereka pun kebingungan. Mereka kemudian mengerumuni Umar, memercayai pendapatnya, bahwa Rasulullah tidak meninggal.

Tiba-tiba Abu Bakar Ash-Shiddiq datang. Ketika dilihatnya kaum Muslimin dalam keadaan demikian, dan Umar sedang berpidato, ia tidak berhenti lama-lama di tempat itu melainkan terus ke rumah Aisyah tanpa menoleh lagi.

Ketika masuk ke rumah putrinya, dilihatnya Nabi di salah satu bagian dalam rumah itu sudah diselubungi burd hibara (kain buatan Yaman). Abu Bakar menyingkap selubung itu dari wajah Nabi dan menciumnya seraya berkata, "Alangkah indahnya  di waktu engkau hidup, alangkah indahnya pula di waktu engkau mati. Demi ibu-bapakku, maut yang sudah ditentukan Allah kepadamu sekarang sudah sampai kau rasakan. Sesudah itu takkan ada lagi maut menimpamu."

Sesudah itu, Abu Bakar keluar. Ternyata Umar masih bicara dan meyakinkan orang-orang bahwa Muhammad SAW tidak meninggal. Orang banyak memberikan jalan kepada Abu Bakar. "Sabar, sabarlah Umar!" kata Abu Bakar, setelah ia berada di dekat Umar. "Dengarkan!"

Tetapi Umar tidak mau diam dan juga tidak mau mendengarkan. Ia terus saja bicara. Abu Bakar menghampiri orang-orang itu seraya memberi isyarat, bahwa dia akan bicara dengan mereka. Setelah mengucapkan puji syukur kepada Allah Abu Bakar berkata, "Saudara-saudara, barangsiapa mau menyembah Muhammad, maka Muhammad sudah meninggal. Tetapi barangsiapa mau menyembah Allah, maka Allah selalu hidup dan tak pernah mati."

Kemudian Abu Bakar membacakan firman Allah, "Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikit pun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur." (QS. Ali Imran: 144).

Lantunan ayat ini yang membuat tubuh Umar lemas dan tersungkur jatuh ke tanah. Umar tersadar, bahwa muhammad rosululloh memang telah wafat. Muhammad juga manusia, yang sudah ditentukan hidup, mati, dan rejekinya.

Seorang Nabi, sahabat nabi saja pernah berbuat salah. apalagi kita sebagai manusia yang masih belajar mencontoh perilaku nabi dan para sahabatnya. Allah Maha Pemaaf. kasih sayang Allah tidak pernah habis selama hambaNya tidak pernah bosan mencari kasih sayangNya. perbanyaklah istigfar saudaraku, memohon ampun kepada Allah setiap saat. karena langkah kita tidak pernah luput dari kesalahan. semoga bermanfaat yaa....



Semoga bermanfaat.


Lautan Maaf Untukmu Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 komentar:

Posting Komentar